Minggu, 31 Maret 2019

Modul SD Suhu dan kalor

Unit 3
SUHU DAN KALOR



PENDAHULUAN

Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM unit ke 3 dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang membahas mengenai suhu dan kalor. Dalam keseharian, kita sering kali menemukan atau merasakan suatu keadaan “panas” atau “dingin”. Es diketahui lebih dingin dibandingkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, api lebih panas dibandingkan dengan benda-benda lainnya. Contoh lain, suatu saat kita tentu pernah mengikuti kegiatan perkemahan di daerah pegunungan. Ketika tiba waktunya malam hari, sangat terasa dinginnya udara pegunungan, bahkan terkadang kita sampai menggigil. Kemudian teman kita berinisiatif mengumpulkan ranting-ranting pepohonan untuk membuat api unggun. Seketika badan kita terasa hangat. Bahkan bila jarak kita terlalu dekat, kita akan merasakan panas. Keadaan panas dan dinginnya suatu benda dinyatakan dalam suatu besaran yang dinamakan suhu. Akan tetapi, keadaan panas atau dinginnya suatu benda ini melahirkan pengertian yang relatif, artinya setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dibuat standar dalam menentukan derajat panas atau dingin, sehingga penting bagi kita untuk mengetahui besaran suhu melalui alat pengukur suhu atau termometer.

Ketika kita berada dekat benda panas, pada dasarnya terjadi perpidahan kalor dalam bentuk radiasi dari benda panas tersebut ke tubuh kita, sehingga kita merasakan panas melalui kulit. Perubahan keadaan dari panas menjadi dingin atau sebaliknya selalu berkaitan dengan adanya perpindahan panas atau kalor. Pada kegiatan belajar ini akan kita pelajari bagaimana pengaruh suhu terhadap perubahan wujud suatu benda, juga dibicarakan mengenai bagaimana proses yang terjadi pada perpindahan kalor.

Dalam BBM ini, akan disajikan dua kegiatan belajar, yaitu:
1. Kegiatan Belajar 1 : Suhu
2. Kegiatan Belajar 2 : Kalor
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan suhu dan kalor. Secara lebih khusus lagi, Anda diharapkan dapat:
1. Membedakan jenis-jenis termometer.
2. Membedakan jenis-jenis skala yang digunakan pada termometer.
3. Menghitung dan mengkonversi nilai suhu pada beberapa skala.
4. Menjelaskan jenis-jenis pemuaian pada zat padat, zat cair, dan gas.
5. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda.
6. Menerapkan asas Black secara kuantitatif.
7. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud.
8. Menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk pembelajaran berikut ini.

  1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk  apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
  2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata tersebut dalam daftar kata-kata sulit dalam BBM ini atau dalam kamus yang ada.
  3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri, tukar pikiran dengan sesama mahasiswa, dan dosen Anda.
  4. Mantapkan pemahanan Anda melalui diskusi dengan sesama teman mahasiswa.
  5. Lakukan semua kegiatan yang diajarkan sesuai dengan petunjuk BBM. Karena di dalam pembelajaran BBM ini kita akan melakukan beberapa pengamatan dan percobaan.


Sabtu, 30 Januari 2016

Laporan Pembuatan Telepon Kaleng Sederhana




BAB PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Sebelum teknologi berkembang pesat, manusia berkomunikasi jarak jauh melalui cara tradisional, misalnya dengan kurir atau merpati pos. Namun komunikasi tersebut tidak mampu menjangkau ruang dan waktu serta audiens yang luas. Karena keterbatasan itulah komunikasi ini mulai ditinggalkan. Para ilmuan mulai mencari cara untuk menciptakan alat komunikasi yang lebih efektif. Robert Hooke, seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta filsuf asal Inggris melakukan percobaan pertama dengan telepon kaleng. Selama tahun 1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi suara menggunakan kawat. Pada awal tahun 1667 Hooke berhasil membuat telepon kaleng.
Telepon kaleng sempat dipasarkan secara komersial, tetapi dalam periode waktu yang singkat. Itu pun mengisi “kekosongan pasar” telepon listrik dari Alexander Graham Bell. Saat paten Bell “berakhir”, telepon listrik kemudian mengalami perkembangan inovasi yang hebat hingga sekarang.
Telepon kaleng saat ini tidak lagi dijual secara komersial dan lebih populer di lingkungan pendidikan. Di sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu alat bermain sekaligus bahan ajar tentang prinsip gelombang suara.
Berdasarkan paparan di atas, penyusun tertarik untuk melakukan percobaan tentang pembuatan telepon kaleng sederhana.

B.        Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.    Untuk membuktikan bahwa gelombang dapat merambatkan bunyi melalui zat padat.
2.    Untuk membuktikan hukum ke II Newton tentang “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.”

BAB II DESKRIPSI PROJEK


A.        Landasan Teori

Bunyi terjadi oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan tertentu. Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang bunyi. Ditinjau dari zat penghantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat membedakan dua macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya. Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapat berupa gas, cair, dan padat.
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat perantara.
Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah).
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Adapun syarat terjadinya bunyi adalah  :
1.    Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar).
2.    Adanya zat pelantara (medium).
3.    Adanya pendengar dalam jarak di daerah jangkauan bunyi.

B.        Alat / Bahan dan Langkah Percobaan

Gambar 1. Telepon kaleng sederhana

ü  Alat / Bahan:
1.     
Gambar 2. Kaleng 2 buah

2.     
Gambar 3. Benang kasur
3.     
Gambar 4. Paku
4.     
Gambar 5. Palu
5.     
Gambar 6. Lem

6.     
Gambar 7. Gunting
7.     
Gambar 8. Double tip
8.     
Gambar 9. Kertas origami
ü  Langkah Percobaan :
1.    Siapkanlah 2 buah kaleng bekas yang sudah dibersihkan.
2.    Lubangilah dasar dari kedua kaleng tersebut dengan menggunakan paku dan palu.
3.    Potong benang kasur menggunakan gunting sepanjang 8-10 meter.
4.    Hubungkan masing – masing ujung benang bangunan ke dasar kaleng dengan cara memasukkan ujung benang pada lubang
5.    Ikatlah ujung benang.
6.    Supaya hasilnya lebih bagus, hias telepon kaleng dengan kertas origami.
7.    Setelah dihias, regangkan tali hingga lurus/kencang dan mulailah melakukan percakapan dengan temanmu melalui kaleng tersebut.





BAB III HASIL DAN KESIMPULAN



Dalam menggunakan telepon kaleng, benang sebagai pelantara (medium) suara diregang sampai lurus dan kencang. Hal Ini bertujuan untuk mengfungsikan benang sebagai medium yang mengantarkan perambatan bunyi. Penelpon harus berbicara dengan memasukkan mulutnya ke bagian kaleng yang dibuka tutupnya. Sementara pendengar harus merapatkan kaleng terbuka ke telinga agar dapat mendengar pesan suara yang disampaikan oleh penelpon.
Menurut hukum ke II Newton, persamaan gerak elemen benang menunjukkan bahwa pada benang dengan tegangan semakin besar, gelombang akan merambat dengan kecepatan rambat yang semakin besar pula. Sebaliknya, semakin besar massa persatuan panjang benang maka gerak gelombang akan menjadi lambat.
Selain itu, banyak manfaat dari pembuatan  telepon kaleng sederhana ini. Misalnya : melatih keterampilan proses, kerjasama dan mengasah kekreatifitasan.

DAFTAR PUSTAKA


Hery. S, Edy. “IPA untuk SD dan MI Kelas IV.” Jakarta: Pusat Buku Depdiknas, 2008.
nama, tanpa. http://ciricara.com/. 1 10 2014. <http://ciricara.com/2014/10/01/6-cara-komunikasi-orang-zaman-dulu-hingga-sekarang/>.